"Menulis memanjangkan ingatan”, ungkap salah satu perwakilan Komunitas Literasi asal Jawa Barat yang menjadi peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Tenaga Literasi. Kegiatan ini dilaksanakan maraton sejak tanggal 17 sampai 20 Mei 2017. Pemilihan tanggal cukup menarik karena dimulai pada peringatan Hari Buku Nasional dan berakhir pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
[caption id="attachment_4410" align="alignleft" width="180"] Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum (Kepala Badan Pengembangan & Pembinaan Bahasa Kemendikbud) sedang memberikan sambutan[/caption]
Tulisan ini hanya secuil kisah perjalanan Bimtek yang bisa saya bagikan kepada Sahabat Ngejah di kampung halaman. Bertempat di LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Provinsi DKI Jakarta, sebanyak 70 Komunitas Literasi mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan & Pengembangan Bahasa Kemendikbud. Peserta tersebut antara lain berasal dari 34 Provinsi se–Indonesia serta beberapa staf perwakilan dari Balai/Kantor Bahasa di seluruh Indonesia. Para peserta dilatih sebagai sub-output tenaga literasi yang andal dan diharapkan menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam mewujudkan budaya gemar berliterasi di kalangan masyarakat secara lebih efektif. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sub-bidang Tenaga Kebahasaan, Bidang Pembelajaran, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelatihan dibuka pada rabu siang oleh Prof. Dr. Fairul Zabadi selaku Kepala Bidang Pembelajaran sekaligus penanggung jawab kegiatan. Bentuk pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis Tenaga Literasi ini berupa penyampaian materi, diskusi, dan bimbingan teknis antara lain: Hari pertama, Membaca dan Menulis Efektif, Peningkatan Motivasi dalam Pembelajaran Literasi serta Mendongeng dengan Menggunakan Berbagai Media. Hari kedua, Mengikat Gagasan dalam Bahasa Indonesia yang Menarik dan Mudah Dipahami, Pengarahan Berbagai Teknik Membaca dan Teknik Penulisan Teks/Cerita Berdasarkan Lima Kategori Teks. Hari ketiga, diisi dengan materi Meringkas Teks Bacaan, Menceritakan Ulang Teks Bacaan dan Mengonversi atau Memodivikasi Teks Bacaan Menjadi Teks Lain dalam Bentuk Praktik dan Simulasi. Kemudian di hari terakhir, diisi materi tentang Pemahaman Enam Konsep Literasi. Dasar dan Teori Literasi, sampai pada Diskusi Kebijakan Gerakan Literasi Nasional: Membentuk Siswa dan Masyarakat Berbudaya Baca-Tulis sebagai penutup.
Kegiatan yang paling menarik menurut saya adalah sesi praktik. Hal ini diamini oleh Thesia, peserta Bimtek asal Bangka Belitung yang berhasil mengonversi teks cerita rakyat asal Bangka Belitung menjadi bentuk pantun khas melayu. Pada sesi ini, seluruh peserta dipandu untuk mengubah narasi cerita rakyat menjadi bentuk teks lain sesuai dengan minat peserta. Ada yang mengubahnya menjadi pantun, puisi, cerpen, anekdot, dan bentuk teks lainnya. Hasil tulisan peserta Bimtek kemudian akan diseleksi oleh panitia untuk dijadikan sebagai buku kompilasi Cerita Rakyat Nusantara.
Di penghujung acara, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim berpesan kepada para pegiat literasi Jawa Barat khususnya agar selalu semangat dan jangan berhenti berjuang. “Berliterasi sama seperti beribadah, menebarkan kebaikan, menebar kepandaian, menebar kecerdasan kepada semua orang agar bangsa ini bangkit.” Ungkapnya saat ditemui usai acara.
Semoga empat hari yang luar biasa ini menjadi suplemen bagi para pejuang literasi Indonesia untuk tetap istiqomah bergerak bahu membahu membangun ibu pertiwi melalui gerakan literasi. Dari kampung halaman untuk Indonesia madani. Salam Literasi!
Novia Susanti Dewi merupakan Koordinator Satelit Ngejah
Jakarta, 21 Mei 2017.
0 comments:
Post a Comment