Sunday, December 11, 2016

“DIBAWAH RINTIK HUJAN”

Sebuah cerita yang terhembus ke telingaku ketikaku sedang menengadahkan wajahku ke langit sambil menutup kedua mataku, lalu turunlah rintikan air yang perlahan turun membasahi seluruh wajah. Tanpa tersadar tangan kananku tergerak ke atas sambil melebarkan telapak tangan dan meresapi turunnya butiran air lalu akupun mengusap wajahku yang basah karena hujan, nikmat sekali rasanya dingin, segar, adem seperti berada di kutub selatan Jleeeeeb.. sesaat aku kembali terperanjat dari mimpi yang tak bertuan.. aku sadar ternyata aku tertidur di asrama setelah ku tengok ke luar jendela ternyata memang sudah ada rintikan air yang mulai turun memandikan rumput yang gersang.


Karena kenyangnya makan bersama boiw (panggilan untuk ai nurhalimah) sampai ku tertidur di asramanya. Jum’at 9 Desember 2016 aku mendiskusikan bahan yang  akan ku tempel di wajah baru mading balarea edisi kedua. Sambil memakan cemilan kamipun berdiskusi cukup lama sampai telepon genggamku TETETOTT berbunyi dan ternyata aku mendapatkan sebuah pesan yang isinya pemberitahuan bahwa hari ini relawan komunitas ngejah akan melakukan Gerakan kampung membaca atau GKM edisi ke-58, ternyata bukan hanya aku saja yang mendapat pesan tersebut boiw pun mendapat pesan itu. tak lama kemudian setelah cemilan habis dan rintikan air semakin menyapu rumput di sisi sawah kami bergegas menuju saung komunitas ngejah.. dan cuuuus kriik jep. Kami pun sampai dengan kecepatan penuh.



Setibanya di saung kami bertemu dengan a budi yang sedang duduk manis membuka kiriman paketnya yang terbungkus sangat rapih dan tebal. Tak lama kemudian kang roni dan kang ruli pun menunjukkan wajahnya.. ketika kami menyiapkan bahan apa saja yang akan dibawa.. ternyata kang roni sudah mendapat pesan dari ustad dadang yang isi pesannya bahwa anak-anak sudah siap berkumpul dan pastinya menunggu kedatangan kami. Kamipun bergegas langsung menuju lokasi.. dan uuuuh ternyata perjalanannya sangat aduhai dibawah rintik air yang berjatuhan sampai ban motor yang ku kendarai bersama adikku (kiki)  menjadi sangat licin yang akhirnya aku tidak bisa melaju dengan cepat seperti biasanya. Disepanjang jalanan yang ku lalui bersama relawan lainnya terdapat keindahan alam yang takternilai dengan apapun sungguh maha besar Allah yang telah menciptakan semua yang kulihat ini. Jalan yang masih banyak kerikil, bebatuan, tanah dan pastinya berbelok-belok tak mengalahkan semangat kami untuk segera sampai di lokasi.


Dan akhirnya tepat jam 14.15 kami tiba dilokasi.. yang tempatnya di kampung babakan alay desa mekartani kecamatan singajaya.  ups yang duluan sampai ternyata bukan aku tapi sebagian dari kami yaitu kang roni bersama boiw. Hehe


Tak lama kemudian aku, kiki, kang ruli dan a budi pun sampai juga dilokasi.. setibanya disana dengan kelihaian mengondisikan anak-anak kang roni pun sudah siap sedia dan sudah membuka kegiatan GKM tersebut. Wajah ceria dari anak-anakpun terlihat nyata ketika kami semua sudah ada ditempat dan yang lebih membangkitkan semangat lagi aku dan boiw melakukan game atau permainan konsentrasi dimana tujuan dari permainan itupun berkaitan dengan kegiatan  gerakan kampong membaca ada tiga kata pesan yang tersirat dari game atau permainan tersebut yaitu pikir, siap laksanakan. Yang pertama pikir artinya kita harus berpikir terlebih daulu buku apa yang ingin atau akan dibaca setelah itu siap untuk membaca baru yang ketiga kita bisa melaksanakan apa yang sudah kita baca perlahan sedikit demi sedikit. Aneh rasanya bagiku kalau tidak menyanyi di kegiatan tersebut dengan sumringahnya akupun melaunchingkan karya terbaruku sebuah lagu yang belum enak didengar tapi semangat yang menggebu tentang membaca judulnya “gemar membaca” lagu tersebut dipersembahkan untuk semua generasi penerus bangsa untuk akan selalu ingat terhadap membaca. Dengan muka yang penuh ekspresi dan jingkrakakan aku dan boiw sudah mulai memanaskan semangat untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Melihat tawa mereka kamipun melupkan semua rasa lelah dan dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu dongeng dari a budi dan sem (si boneka unyu teman setia a budi) :D


“saamm sini dong..” terdengar begitu keras dan bersemangat mereka memanggil sam keluar dari tas yang di bawa a budi. Akhirnya setelah sekian kali anak – anak memanggil saam sini dong.. boneka lucu, imut dan menggemaskan itupun keluar dengan mulut lebar dan mata belonya. sam dan a budi pun langsung mendongengkan sebuah cerita yang menarik sehingga orangpun tak mau melewatkan dan mengedipkan mata sekalipun. judul dari dongeng tersebut adalah buaya yang tak pandai bersyukur isi dari dongeng tersebut adalah kita harus bersyukur atas nikmat sekecil apapun itu yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Gaya dongeng yang asyik menambah keseruan kegiatan GKM ini, sayangnya a budi hanya mendongeng satu episode jadi sampun harus kembali ke tas lagi… huhuhu…


Dan sampai pada acara membaca bersama, bersama – sama membaca buku. Anak – anak pun duduk membuat sebuah lingkaran supaya membacanya menjadi lebih asyik lagi. Tanpa lama lagi aku dan boiw pun membagikan buku satu persatu. Mereka  tak puas dengan satu buku yang mereka baca , alhasil merekapun bertukar buku satu sama lain berbagi dengan teman lainnya.


Gerimis manja masih menghiasi kegiatan ini kami membaca dengan penuh bahagia sampai suara adzan asharpun berkumandang dan itu artinya menutup kegiatan membaca bersama.  Setelah itu Kamipun memberi hadiah kecil untuk mendorong mempertahankan semangatnya terhadap budaya  membaca. Kang ronipun menutup kegiatan tersebut dan memberikan penguatan terhadap membaca apapun. Anak – anak yang sangat luar biasa hebatnya sayang kalau mereka berantusias tapi tidak seorangpun yang mensuport dan membantu mereka meraih apa yang ingin mereka raih di kemudian hari.   Dan akhirnya kegiatan GKM edisi ke-58 ditutup dengan berfoto bersama. Ciiiis cekrek cekrek.  Dilanjut dengan selfi yang tak cukup hanya sekali. hihihii


Waktu sudah menunjukkan pukul 15.50 WIB kami semua pun solat ashar dan dilanjut dengan berbincang hangat dengan warga setempat sambil menikmati camilan dibawah rintik hujan. Setelah ngobrol kesana kesini waktu tak terasa sudah semakin sore kamipun berpamitan dan bergegas pulang dengan membawa hati ceria dan senang.


Hujan masih awet menemani perjalanan pulang menjadikan jalan penuh dengan adrenalin. Dag dig dug tak karuan disepanjang perjalanan harap harap cemas yang tak henti. Telpon genggamku ikutan mati menjadikan tak tenang hati ini. Alhamdulilah ketika sampai dipersimpangan jalan. Kamipun berpisah karena jalan rumahku berlawanan arah dengan saung komunitas ngejah. Aku belok kearah kiri sedangkan a budi, kang roni, kangg ruli dan boiw pun belok kearah kanan.


Ini cerita GKM edisi ke-58  salam semangat bagi semua pembaca, semangat semangat ^_^


*Seli Yuliarti 0507

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 Jejak Literasi | Designed With By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates
Scroll To Top