Wednesday, December 2, 2015

Rintik Hujan Menghiasi GKM 37

[caption id="attachment_2785" align="alignnone" width="5184"]IMG_6552 Dua orang pelajar SMA yang menceburkan diri menjadi relawan Komunitas Ngejah sedang asik menemani anak-anak membaca, pada kegiatan GKM 37 di Kampung Leuwirancak[/caption]

Tantangan sekaligus kenikmatan tersendiri dalam Gerakan Kampung Membaca episode 37 yang kami selenggarakan pada hari Rabu (25/11/2015) terhitung double. Aih, bagaiman tidak? untuk menuju lokasi, para relawan harus melewati jembatan yang masih terbuat dari serpihan bambu atau sering disebut  sasak rawayan oleh warga sekitar. Meskipun telah berumur puluhan tahun,tapi tihang pancang masih terlihat berdiri kokoh untuk menopang jembatan, sehingga lalulalang orang serta kendaraan beroda dua hilir mudik setiap saat. Hujan yang tak kunjung reda membuat perjalanan untuk menuju lokasi semakin aduhai. Jembatan yang panjangnya sekitar 100 meter itu menjadi jalan alternatif satu-satunya yang harus dilewati setiap hari oleh warga Leuwirancak untuk melakukan rutinitasnya.




[caption id="attachment_2783" align="alignnone" width="960"]gkm 37. Ai Nurhalimah, mahasiswi PGSD UT sekaligus guru honorer yang juga menjadi relawan Komunitas Ngejah sedang mendongeng di hadapan anak-anak peserta GKM 37[/caption]

Walaupun waktu sedikit ngaret sekitar satu jam, namun tidak terlihat sedikitpun raut wajah kecewa dari seluruh peserta yang didominasi oleh anak-anak SD. Tanpa menunggu lama acara langsung dimulai, seluruh tim langsung dikerahkan sesuai tugasnya masing-masing. “Orang yang hebat adalah para kutu buku” saya memulai menyuntikan virus membaca kepada seluruh peserta Gerakan Kampung Membaca yang digelar di Kampung Leuwirancak RT. 01/01 Desa Sukamulya Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut, sebagai kalimat utama perkenalan antara kami relawan Komunitas Ngejah dengan para peserat GKM.  Selepas itu, saya memberi sedikit pengenalan tentang Komunitas Ngejah dan manfaat  membaca serta memberikan pendekatan dengan menceritakan tokoh-tokoh hebat didunia yang sangat gila terhadap buku.  Ai Nurhalimah, gadis yang berstatus sebagai mahasiswa PGSD Universitas Terbuka, kemudian tampil untuk menyajikan dongeng. Tanganya begitu aktraktif, melengkapi penggal demi penggal isi  cerita yang dibawakannya. Tak jarang anak-anak ikut larut dalam cerita bahkan sesekali tidak sungkan untuk  tertawa terbahak jikalau ada isi cerita yang sangat lucu, dan terdiam dikala cerita masuk dalam keadaan genting dan mengharukan.




[caption id="attachment_media-4" align="alignnone" width="5184"]IMG_6601.JPG Photo bersama relawan dan peserta GKM 37[/caption]

Acara dilanjutkan dengan membaca bersama. Pada sesi ini, seperti biasa para peserta dipisahkan sesuai tingkatannya untuk membentuk kelompok kecil dan dibimbing oleh para relawan dari tim Gerakan Kampung Membaca.  Hal ini tentu tujuannnya untuk menyesuaikan menu bacaan sesuai tingkatan usia. Pada kesempatan ini, beberapa pelajar SMA yang menceburkan diri menjadi relawan Komunitas Ngejah sengaja turut ambil bagian memandu kegiatan membaca bersama.  Mereka tampak asik, menikmati kebersamaan dengan anak-anak. Selain membaca bersama, tentu saja gelak tawa, senda gurau menghiasi kebersamaan tersebut. Satu jam berlalu acara dilanjutkan kembali dengan game serta kuis Roni Nuroni salahseorang pengurus Komunitas Ngejah. Pada sesi ini, Roni tidak lupa menyelipka suntikan semangat untuk para pesrta supaya membiasakan diri  mencintai buku sejak dini supaya setelah dewasa bukan hanya bisa mencintai buku namun bisa menciptakan buku sendiri. “Orang hebat adalah mereka yang berani mencintai kampung halamannya dengan melakukan berbagai kegiatan positif, salahsatunya saling memberikan suntikan motivasi untuk membaca. Jadi adik-adik di sini supaya jadi orang hebat, sempatkan waktu untuk membaca dan ajak kawan-kawan lainnya untuk membaca. Setiap hari ya…“ Pungkasnya.*** Iwan Ridwan


0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 Jejak Literasi | Designed With By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates
Scroll To Top