Tuesday, December 2, 2014

Mengunjungi Pojok Baca

[caption id="attachment_1874" align="alignleft" width="300"]Ajengan Juma dan dede Rofie Ajengan Juma dan dede Rofie[/caption]

Gerakan kampung membaca atau sering di sebut GKM yang diselenggarakan oleh Komunitas Ngejah adalah kegiatan rutin dilaksanakan setiap satu minggu sekali, targetnya adalah kampung-kampung yang berada di wilayah garut bagian selatan, tujuanya adalah ingin menyadarkan akan pentingnya membaca.  Setelah melaksanakan GKM, selanjutnya Komunitas Ngejah membangun Pojok Baca dengan cara menyimpan rak beserta bukunya dengan bekerjasama dengan Ustad pengelola Madrasah Diniyah, tukang warung, dan penggiat Posyandu. Seperti yang  sudah direncanakan oleh Kang Opik selaku Ketua Komunitas Ngejah, target pengadaan  adalah 50 titik yang tersebar  di wilayah Garut bagian selatan. Kini, target itu baru terrealisasi sekitar 13 Pojok Baca.


Supaya keberadaan Pojok Baca terus berkembang dalam rangka membangkitkan budaya baca di masyarakat sekitar, maka Komunitas Ngejah membuat program kunjungan setiap satu bulan sampai dua bulan sekali. Seperti pada penghujung November tahun ini, kami para relawan berbagi tugas untuk mengunjungi Pojok Baca serta memberikan satu atau dua buah Kamus Bahasa Inggris-Indonesia kepada setiap Pojok Baca, sesuai dengan permintaannya.




[caption id="attachment_1875" align="alignleft" width="300"]Anak-anak Cipariuk sedang Membaca di Halaman Rumah Ajengan Juma Anak-anak Cipariuk sedang Membaca di Halaman Rumah Ajengan Juma[/caption]

Pojok Baca Babakanlalay dan Pojok Baca Cipariuk adalah target yang harus saya kunjungi. Secara kebetulan dua Pojok Baca ini adalah, berlokasi di dua desa yang berbeda namun berbatasan langsung dengan pengelola yang sama-sama Ajengan atau ustad. Setiba di Babakan Lalay, ada perasaan bahagia yang terbersit di dalam hati. Saya melihat beberapa orang anak yang menunggu waktu sekolah agama dimulai dengan membaca beberapa buku yang tersedia di sana. Gelak tawa ala anak-anak seusia SD yang saya dengar.


Ustad Dadang yang dipercayai oleh Komunitas Ngejah untuk mengelola pojok baca, saya piker sudah mulai berhasil menanamkan tentang artinya betapa pentingnya membaca bagi santri-santrinya.


Sama halnya dengan Ustad Juma, pengelola Pojok Baca Cipariuk. Meski usianya sudah mulai sepuh akan tetapi beliau sangat setia menemani santrinya-santrinya untuk belajar dan mendidik mereka agar mau membaca, baik buku-buku agama atau pun buku-buku umum.




[caption id="attachment_1876" align="alignleft" width="300"]Ajengan dadang dan Dede Rofie Ajengan dadang dan Dede Rofie[/caption]

Ketika ditanya tentang motivasinya, beliaa mengatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah salahsatu cara menggunakan sisa hidupnya yang mudah-mudahan terkategori baik di mata Alloh. Menurut pengakuan beliau, pagi hari waktunya digunakan untuk mengais rezeki untuk bekal hidupnya sehari-hari dengan bekerja sebagai petani, dan sore hari sampai malam ia gunakan untuk mengajari santri-santrinya yang berasala dari kampungnya untuk mengaji dan membaca buku umum yang ada di Pojok Baca.  Decak kaum saya dalam hati “betapa mulyanya hati bapak paruh baya ini, dengan keikhlasanya, beliau menyadarkan anak-anak akan pentingnya ilmu pengetahuan”. Menurutnya, beliau merasa bersyukur dan senang, karena keinginan memajukan kampung halamannya merasa terbantu dengan adanya pojok baca.


Penulis:


Dede Rofi (Pengurus Komunitas Ngejah)

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 Jejak Literasi | Designed With By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates
Scroll To Top