
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pahlawannya” Begitulah presiden pertama republik ini berujar. Tidak berlebihan memang, karena pahlawan merupakan merupakan bagian penting dalam tercapainya kemerdekaan bagi sebuah bangsa tidak terkecuali bangsa Indonesia. Banyak negara menetapkan dan memperingati hari pahlawan dengan merujuk pada sejumlah peristiwa penting tentang perjuangan bangsanya, semisal kelahiran pahlawan yang dianggap paling berjasa, pertempuran hebat dan peristiwa penting lainnya. Oleh karena itu setiap Negara tentunya memiliki waktu yang berbeda dalam memperingati hari pahlawan. Di Namibia hari pahlawan diperinati setiap tanggal
26 Agustus, yang menandai awal perjuangan bersenjata selama
Perang Kemerdekaan Namibia. Hari Pahlawan Nasional
Angola jatuh pada tanggal
17 September, bertepatan dengan kelahiran
Agostinho Neto. Sementara Di Indonesia, hari pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Hal ini merujuk pada peristiwa
Pertempuran Surabaya antara milisi nasionalis Indonesia dan
Sekutu, yang merupakan konflik bersenjata berskala besar pertama antara
Indonesia dan pasukan asing setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Di Indonesia, peringatan hari pahlawan biasanya dilakukan dengan menggelar upacara bendera. Selain itu, ada juga kegiatan-kegiatan lainnya yang sengaja dilaksanakan untuk mengingat dan mengapresiasi tentang betapa pentingnya perjuangan para pahlawan dengan tujuan untuk meningkatkan jiwa patriotism dan nasionalisme. Seperti yang dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah Riyadlul Huda, yang berlokasikan di Kampung Sindangsari, Desa Sukawangi, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut. Senin 10/11/2014, madrasah ini mengadakan acara nonton bareng film yang berhubungan dengan peringatan hari pahlawan. Film tersebut berjudul Soekarno. Film tersebut menceritakan tentang perjuangan Soekarno dalam memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebelum acara nobar dimuali, seluruh siswa yang terdiri dari kelas IV,V, serta kelas VI terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya secara hidmat. Irna Zakiya salah seorang siswa yang masih duduk di bangku kelas V mengaku sangat terharu sekali menyaksikan film soekarno ini, saking sedihnya, sampai-sampai ia harus mengeluarkan air mata. Pengalaman yang paling berkesan bagi mereka adalah ketika dapat mendengar suara Soekarno asli yang terdapat dipenghujung film, yakni saat Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Setelah acara selesai seluruh siswa serentak menyanyikan lagu yang berjudul “Gugur Bunga karya Ismail Marjuki” sebagai bentuk do’a sekaligus penghormatan terhadap para pahlawan indonesia.
Penulis:
Iwan Ridwan (Bergiat di Komunitas Ngejah, guru MI Riyadlul Huda)
0 comments:
Post a Comment