Lantaran waktu libur yang singkat untuk liburan ke tempat jauh, Saung Baca Komunitas Ngejah menjadi pelarian terdekat bagi Elis Siti Halimah dan Dinie Nurbaeti . Memang, rutinitas sering membuat seseorang merasa penat hingga harus mencari angin segar, mengisi akhir pekan, meninggalkan rutinitas, meski untuk sementara. Berbicara mengenai refreshing atau liburan, seorang peneliti asal Swedia dalam buku Terapi Berpikir Positif karya Ibrahim Elfiky mengatakan “orang-orang yang suka berlibur dengan hiburan yang disukai, ia tidak akan mengalami gangguan jiwa. Kemungkinan mereka mengalami serangan jantung lebih rendah dibandingkan orang yang tidak pernah melakukan kegiatan hiburan.”
Sebagaimana hobi keduanya, yakni melihat pemandangan, Elis dan Dini sepanjang jalan mereka menikmati hamparan kebun the yang menghijau, yang tak pernah ia temukan dalam kehidupan kesehariannya di kota. Namun, Refreshing dua orang guru muda ini, bukan sembarang refreshing. Mereka datang dari Kota Tasikmalaya, selain untuk menikmati gelombang kebun teh, pemandangan pedesaan, juga untuk berbagi ilmu dan juga menyedekahkan sebagian hartanya melalui sedekah alat tulis.
Sabtu 10/05/2014, sekitar pukul 09.30 keduanya sampai di Saung. Setelah berkoordinasi dengan para pengurus Komunitas Ngejah, keduanya tidak sungkan untuk berbagi cerita dan berbagi ilmu kepada kawan-kawan Ngejah Junior. Elis Siti Hamidah lulusan salah satu perguruan tinggi keguruan, mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak lewat lagu dan nyanyian, sementara Dini Nurbaeti lulusan perguruan tinggi ilmu computer tidak mau ketinggalan, turut berbagi mengenalkan beberapa perangkat komputer kepada pengunjung yang notabene masih tergolong anak-anak di Saung Komunitas Ngejah."Berbagi itu indah" ungkap Elis, ketika ditanya kesan pengalamannya hadir di tengah kawan-kawanng Komunitas Ngejah yang berlokasi di Kampung Sukawangi RT. 01 RW. 01 Desa. Sukawangi Kec. Singajaya Kab. Garut.
“Kenapa pengurusnya cowo semua?” ucap Dini saat ngobrol santai dengan pengurus selesai acara. Hal ini ditanggapi oleh Roni Nuroni. Roni menjelaskan bahwa pengurus perempuan sebetulnya ada, tapi rata-rata masih pelajar dan tempat tinggal mereka lumaya jauh, jadi tidak tiap hari datang ke Saung. Selebihnya, Elis dan Dini menganggap bahwa kegiatan seperti ini harus terus ditingkatkan karena menjadi ruang belajar alternatif bagi anak-anak, remaja dan masyarakat secara umum.
Penulis
Ruli Lesmana
0 comments:
Post a Comment