Saturday, December 23, 2017

Jejak Gerakan Kampung Membaca

Pada masa yang akan datang, orang yang buta huruf bukan semata-mata orang yang tidak dapat membaca. Yang paling celaka, dia akan menjadi orang yang tidak tahu bagaimana caranya belajar (Alvin Toffler). Betapa pentingnya membaca pada saat ini, bahkan negara-negara maju menjadikan membaca sebagai kebutuhan sekaligus sebagai gaya hidup yang harus dipenuhi.


Gelora pentingnya membaca terus dikampanyekan oleh pemerintah juga oleh masyarakat melalui gerakan di kampung-kampung. Salah satunya dilakukan oleh anak-anak muda Desa Sukawangi Kecamatan Singajaya melalui organisasi Taman Baca AIUEO Komunitas Ngejah, melalui berbagai formula, salahsatunya melakukan Gerakan Kampung Membaca. Kali ini,  15 Mei 2017, Gerakan Kampung Membaca memasuki episode #66. Lokasi yang dipilih pada GKM kali ini yaitu Kampung Puncakkawung RT. 01 RW. 07 Desa Sukawangi Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut. Kegiatan kali ini diikuatkan oleh tenaga relawan, siswi kelas XI IPA SMA Negeri 20 Garut yaitu Risa Jamilah dan Retty Aisyah. Hasna LMF yang merupakan Guru Madrasah Ibtidaiyah di salahsatu yayasan di Desa Cigintung juga turut serta. Sementara relawan Komunitas Ngejah yang sudah biasa turun dalam kegiatan GKM, kali ini hadri Roni Nuroni, Kang Budi Iskandar bersama si pendongeng muda asal Komunitas Ngejah,  Ruli Lesmana, Iwan Ridwan dan Abdul Latif.


Kedatangan TIM Relawan Gerakan Kampung Membaca ternyata sudah ditunggu anak-anak warga Kp. Puncakkawung. Begitu sampai lokasi yang bertempat di Madrasah tempat sekolah agama, kami langsung disambut dengan gemuruh dan semangat yang luar biasa anak-anak Puncakkawung dan sekitarnya. Tak lama kemudian, acara Gerakan Kampung Membaca dibuka oleh Roni dengan perkenalan. Selesai perkenalan lalu diisi dengan games oleh Kang Budi Iskandar yang memperagakan permainan SUIT dan permainan Tupai. Permainan dimulai dengan instruksi SUIT dan instruksi “Kebakaran maka pindah semuanya”;    “Kangguru, maka tupai  pindah”; “Kalau penebang pohon, maka pohon pindah”. Menurut Budi, permainan ini tidak hanya bertujuan sebagai hiburan semata. Melainkan terdapat pembelajaran dengan metode mengingat instruksi agar dapat menghargai orang lain. Permainan ini juga melatih konsentrasi anak-anak. Acara games pun selesai dengan rasa penasaran yang dimiliki para peserta Gerakan kampung Membaca. Sebab para peserta yang mayoritas adalah anak-anak masih merasa asik dengan permainan tersebut.


Kemudian rangkaian kegiatan Gerakan Kampung Membaca dilanjutkan dengan kegiatan yang paling inti, yaitu membaca bersama selama 30 menit. Dalam kegiatan ini dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok didampingi mentor-mentor dan terdiri dari para relawan. Kelompok pertama anak usia PAUD yang dimentori oleh Hasna LMF. Kelompok kedua, usia kelas rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 Sekolah Dasar yang dimentori oleh Retty Aisyah. Kemudian kelompok ketiga, yaitu kelompok usia kelas tinggi, kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar digabung dengan anak Usia SMP yang dimentori oleh Rissa jamilah. Khusus untuk kelas usia PAUD, mereka tidak membaca secara langsung tetapi mentor membacakan buku dan memperkenalkan gambar-gambar yang ada dalam buku. Tak terasa 30 menit sudah selesai, membaca bersamapun harus berakhir dan para peserta langsung kembali duduk dengan membentuk  barisan. Acara dilanjutkan dengan motivasi pentingnya membaca oleh Kang Iwan Ridwan selama 10 menit. Kata Kang Iwan: “Dengan membaca kita memasukkan dunia kedalam pikiran kita, maka membaca merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan kita. Dengan membaca kita akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang belum tentu kita dapatkan di dalam pembelajaran lainnya.”



Selesai Iwan memberikan petuahnya tentang pentingnya membaca dilanjutkan dengan sesi tantangan yang berhadiah dorprize buku dan alat tulis lainnya oleh Roni. Waktu tidak terasa sudah semakin sore. Walaupun kami merasa sangat betah dan masih ingin bersama anak-anak hebat Kampung Puncakkawung, namun tetap acara Gerakan Kampung Membaca harus diakhiri juga. Gerakan Kampung Membaca diakhiri dengan foto bersama. Sebelum pulang kami bincang-bincang dengan salah satu warga Kampung Puncakkawung yang bernama Yani. Beliau juga sebagai pengurus dan guru madrasah di kampng tersebut. Yani menuturkan pendapatnya tentang Gerakan kampong Membaca. Menurut Yani: “Dengan kedatangan Tim Gerakan Kampung Membaca ini, kami sangat seneng. Anak-anak menjadi terbantu untuk bisa dan lebih rajin membaca. Terima kasih banyak Taman Baca AIUEO Komunitas Ngejah yang sudah datang ke Kampung kami”. Tak lama kemudian kamipun berpamitan untuk kembali ke markas besar—Saung Komunitas Ngejah dengan bahagia.

Roni Nuroni (Pengurus Sekaligus Relawan Komunitas Ngejah)

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 Jejak Literasi | Designed With By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates
Scroll To Top