Wednesday, July 16, 2014

Milad Komunitas Ngejah sebagai ruang perenungan, dan mencipta kegembiraan

Waktu


Datanglah dengan derap gembira


Sebelum kami benar-benar jatuh ke bumi


Tempat segala kembali


 

[caption id="attachment_1608" align="alignright" width="300"]Pembacaan Ayat Suci Al-Quran oleh Ujang Busro Pembacaan Ayat Suci Al-Quran oleh Ujang Busro[/caption]

 Benar memang, bahwa perayaan milad atau ulang tahun bukan sebuah keharusan, namun jika kita mau menengok pada poin-poin positif di dalamnya, maka hal ini tidak salah juga untuk dilakukan. Salah satu poin penting dari perayaan milad adalah sebagai ruang sujud bersama terhadap sang Maha Pencipta, sebagai salah bentuk syukur terhadap seluruh nikmat yang telah Gusti Alloh berikan.

Di luar itu, terkait perayaan Milad Komunitas Ngejah, kami bersepakat bahwa kesempatan untuk melakukan perenungan bersama menjadi salahsatu alasan bagi kami untuk menggelar acara tersebut. Perenungan tentang langkah kecil kami di kampung halaman sejauh ini, perenungan tentang cita-cita untuk senantiasa membagi waktu dan sedikit ilmu yang kami miliki demi kemajuan diri dan kampung halaman, yang kemudian menjadi jembatan bagi masing-masing diantara kami untuk melebur menjadi satu melalui sebuah ikatan bernama Komunitas Ngejah.  

[caption id="attachment_1611" align="alignright" width="300"]Ruli, Roni dan Iwan mengajak peserta milad menyanyi bersama Ruli, Roni dan Iwan mengajak peserta milad menyanyi bersama[/caption]

Eleanor Rooselevet dalam buku yang berjudul Terapi Berpikir Positif karya Ibrahim Elfiky mengatakan bahwa ‘manusia mungkin berbuat  salah tetapi yang tidak bisa dibenarkan adalah mempertahankan sesuatu yang negative dan mengulanginya menjadi kebiasaan.’ Pernyataan ini adalah salah satu alasan kenapa kami mesti melakukan perenungan. Sebagai manusia yang berkelompok dan melakukan kegiatan bersama, momen milad menjadi sebuah kesempatan untuk melakukan perenungan, merefleksi seluruh tindak-tanduk yang kami lakukan, untuk mencari celah-celah kelemahan dalam rangka melakukan usaha perbaikan pada masa yang akan datang.  Oleh sebab itu, maka pada tanggal 15 Juli 2014 sekitar pukul 15.30, kami pengurus dan relawan Komunitas Ngejah melalui acara Milad ke-4, saling bertukar cerita, bertukar pikiran, melakukan evaluasi bersama menyangkut langkah dan sandungan yang kerap kami alami. 

Poin yang juga tidak kalah pentingnya pada perayaan milad Komunitas Ngejah kali ini adalah menjadikan acara ini sebagai ruang mencipta kegembiraan, memproduksi kebahagiaan dengan cara-cara yang kami bisa. Hal yang mungkin banyak orang menganganggapnya sepele bahkan tidak ada apa-apanya kami tempuh untuk menciptakan kegembiraan tersebut. Cara tersebut yaitu dengan memberikan ruang bagi adik-adik Ngejah Junior’s  unjuk kebolehan di depan teman-temannya.

 

Selepas pembacaan Ayat Suci Al-Quran oleh Ujang Busro, lalu adik-adik Ngejah Junior’s dipandu oleh para relawan tampil secara bergiliran. Ada yang mendongeng, ada yang menyanyi, ada juga yang baca puisi. Pada kesempatan ini, di antara kami para pengurus dan relawan juga tentu tidak mau kehilangan kesempatan untuk berbagi kegembiraan. Oleh karena itu, beberapa kemudian memilih untuk tampil mendongeng, menyanyi, baca puisi dan berbagi motivasi.

[caption id="attachment_1613" align="alignright" width="300"]Potong Tumpeng oleh Novi sebagai ketuplak Potong Tumpeng oleh Novi sebagai ketuplak[/caption]

 

Perwakilan kaum hawa yang teridiri dari Vita Sizu, Elis Hamidah, Novia Susanti Dewi, dengan kompak berbagi peran untuk berbagi cerita. Sementara dari kaum Adam, Roni dan Iwan tampil membawakan dongeng yang mereka persiapkan masing-masing. Ruli memainkan gitarnya untuk mengajak menyanyikan lagu-lagu religi dan Mars Gerakan Kampung Membaca. Sedangkan saya, sebagai tim penggembira didaulat untuk berbagi motivasi dan menyerahkan reward untuk pengunjung terajin.

Kebahagiaan pun terasa lengkap ketika kami buka bersama, dengan menu utama nasi tumpeng hasil racikan Teh Elin, Dodi Dores, dan Dede Rofi.Penghujung acara milad ke-4 komunitas Ngejah ditandai dengan pembacaan puisi yang berjudul Puisi untuk Saudaraku di Gaza oleh Sifa Rahmawati, potong tumpeng dan doa bersama bagi kesuksesan gerakan yang kami lakukan.

 

Alhamdulillahirobbilalamiin…

 

Penulis

Opik (Ketua Komunitas Ngejah)

 

1 comment:

  1. I gоt this web site from my buddy who inhformed me about this web page and at the moment this tjme Iam visiting this webb site
    andd reading very informative artiсles or reviews at this place.

    ReplyDelete

Copyright © 2014 Jejak Literasi | Designed With By Blogger Templates | Distributed By Gooyaabi Templates
Scroll To Top